Pena mewarnai kertas putih bergaris, kucurahkan semua rasa yg ada dijiwa, ingin rasanya kau membaca kata demi kata tulisan ini, agar engkau tahu, setiap titik rasa yg keluar dari relung jiwa. Tak satupun harapan yg pudar karena keangkuhan jiwa, dan tak akan pernah kesetiaan ini hilang walaupun hangatnya pelukan tak lagi terasa. Masihkah kau ingat cinta dulu? masihkah kau rasa perihnya tangis itu? tak akan mudah pudar dari memori ini. Senyum kini tak lagi sama saat bersama, langkah kakipun tak akan seperti saat kau disisi. Kini telah berbeda, kau bahagia disana tinggalkanku sendiri bersama sayatan luka, menikmati hari sunyi tanpamu dan perhatian yang dulu kau beri. Hanya ingatan ini yg menghibur setiap waktu yg terlalui, tanpamu dan senyum indahmu. Terkadang aku merasa Tuhan tidak adil padaku, Lebih memilihmu kembali dibandingkanku yg tak pantas mengarungi sisa waktu. Namun lancangkah jika itu fikiranku? akankah masih seperti ini? tak lagi kudapat semua tentangmu kembali, hanya dan hanya yg bisa terucap dari bibir ini, tanpa kenyataan yg kembali, tanpa kenangan yg terulang lagi..
Ulir bersambung terputus
Tali terlipat terhunus
Roda kan terus berputar
Angin tetaplah kau diam
kata itulah yg selalu ku ucap dikala sendiri, bersama harapan dan doaku, tuk bisa miliki setiap kenangan itu kembali.. bersamamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar