Dingin malam menembus sukma,
Mengikat baris kata disela celah jiwa,
Tertunduk dalam satu waktu membelenggu, Menghujam hati diantara sunyi..
Tak mampu melawan walau hanya sebuah senyuman..
Tak mampu mencela walau nafas mencoba tuk memaksa..
Hanya diam yg selalu tercipta..
Tanpa keangkuhan diantara sudut mata..
Sabtu, 07 Desember 2013
Selasa, 03 Desember 2013
kembali sepi
Sayup suara semakin hilang
Tak lagi nampak indahnya hayalan
Tertegun menguras isi hati
Mencoba mancari lagi sisa cinta ini
Pohon dan burung kembali terdiam
Berduka atas rasa semakin pudar
Kembali pada titik waktuku
Dimana sepi dan sunyi membelenggu
Tak lagi nampak indahnya hayalan
Tertegun menguras isi hati
Mencoba mancari lagi sisa cinta ini
Pohon dan burung kembali terdiam
Berduka atas rasa semakin pudar
Kembali pada titik waktuku
Dimana sepi dan sunyi membelenggu
Senin, 25 November 2013
Awal di pagi
Saat mata terbuka diantara sejuta tanya, awan menyapa diantara sela jiwa, mampukah ini terlewat begitu saja, ataukah akan melekat dalam dinding hampa. berlalu dalam sepi setiap mimpi yang terjadi, membekas dihati bagiku yang tersentak sepi, sunyi, dan tak pernah berarti, namun, nyawa kan selalu tegap menjaga rasa, hingga tubuhpun tak lagi mampu hadapi rentanya masa.
Rabu, 20 November 2013
Hasrat
Disaat rintik hujan jatuh basahi bumi, angin dingin
berhembus selimuti jiwa, cahaya surya mulai tergantikan gelap malam, alunan
syair indah kembali menyayat hati, gemerlap bintang tiada terlihat lagi, senyum
dalam luka terasa begitu indah didada, tangis sebuah awal dari tawa yang
mungkin nanti akan tercipta, akankah berakhir dengan sebuah keikhlasan, ataukah
hanya akan menjadi beban dalam perjalanan.. ingin kata terhapus oleh langkah
kecil yang berbeda, berharap hidup tak lagi sama dengan apa yang terjadi
sebelumnya, namun apakah itu mungkin, sedangkan hati tak ingin semua hilang,
tak ingin semua pergi, tak relakan setiap detik tanpa itu semua.. kebimbangan,
kebingungan, kejenuhan, itu yang terasa saat ini.. Waktu sisakan sesak dalam
aliran darahku, mencekik raga yang mulai renta termakan usia, surya terlihat
hanyalah seberkas sinar yang tak berarti lagi, dan nafas tinggalah udara yang
mulai meracuni setiap sendi tulangku.. namun senyum masih terpancar indah
bersama setiap kenangan yang mengalun indah, tawa dan setiap canda masih
tersirat disetiap detik langkahku, aku ingin bebas berlari dan terbang seperti
dahulu, aku ingin melankah dalam setiap alunan jiwa yang menanti cinta bagaikan
merpati diujung senja.. namun.. tak mungkin kan aku raih bintang indah disetiap
malam, tak mungkin aku genggam bulan jingga diujung mataku, hanya tinggalah
harapan ini yang terjaga rapi dalam setiap sekat hati.. walaupun tangan ingin
menggapai asa dalam hampa dan mata menatap setiap impian yang ada.. tak akan
mungkin kuraih semua.. tak akan bisa aku miliki dalam jiwa, karena kini telah
tiba waktunya.. tergantikan oleh awal dari arti dunia.. Mencoba berani melangkahkan
kaki diantara sunyi dan sepi, merangkul hampa bersama cinta dan setia, berteman
sesal dan sebuah rasa kecewa. Ingin bibir ini menjerit keras, berharap mimpi
ini akan berakhir indah, namun apakah mungkin akan terwujud, tersujud diri
dihadapanmu ya Rabb.. berhiaskan air mata diwajah, bermandikan keluh dan kesah
tentang kisah. Tuhan menciptakan 100 keindahan 99 diantaranya selalu disisi-NYA
dan 1 diantaranya diturunkan kebumi, kini aku temukan kebahagiaan itu, yaitu
kamu, yang selalu ada dalam mimpi dan hariku dalam gelap dan terangku, dalam
indah dan dukaq, dalam hati dan jiwaku,
Selasa, 08 Oktober 2013
Sebuah Awal dan Sebuah Akhir
Pertemuan di sebuah gedung aula yang lumayan besar di
salah satu Universitas “yang katanya ternama” menyisakan sebuah kenangan
bagiku, diri seperti kembali kemasa lalu disaat dia ada. Hingga kaki menapakkan
bekasnya dirumah fikir ini masih tak terhenti untuk berputar dengan senyum dan
wajah itu, apakah itu dia? Apa itu titisannya? Huh, otak kosong saat itu,
hingga semua tujuan dan keegoisan bergejolak menjadi satu. Hati tak sabar ingin
kembali bertemu, harapan selalu menginginkan melihat wajah itu lagi.
Hingga saat tiba,
pertama memasuki ruang kuliah, duduk diantara baris-baris kursi yang berjajar
rapi, aku melihat wajah itu untuk kedua kalinya, dan aku melihat senyum
kenangan dimasa lalu. Hati terasa bergetar, tangan dan kakiku gemetar, aku
tatap mata itu, aku tatap bibir itu, kenapa tak ada yang berbeda darimu, dalam
keheningan pagi waktu seakan terhenti, dan kenangan itupun hadir kembali. Mata
tak mampu untuk menahan air hingga meneteskan satu persatu rindu dan kerisauan kalbu.
Saat dia menatapku, aku palingkan wajah sembari mengingat tatapan itu, sembari
menahan gejolak hatiku, aku mencoba untuk tersenyum, dan berani menatap matanya
agar aku tahu siapa dirinya.
Akhirnya aku mampu melihat sisi lain dari dirinya, aku
mengerti dan faham siapa dia. Dia bukan masa lalu yang selalu aku rindu, dia
bukan cinta yang usai namun aku damba, dia adalah dia, dan masa laluku tak akan
sama dengan dia, karena hanya sedikit sifat dan sikap yang sama dari mata yang
bercerita. Waktu berlalu hingga aku benar-benar tahu dia, kita semakin dekat
dan akrab yang awalnya hanya karena sebuah ejekan BEBek dan AYam, hingga waktu
membuatku semakin dekat dengannya. Dalam hati tak sedikitpun aku mempunyai rasa
melebihi rasa seorang kakak kepada adiknya, rasa ingin menjaga dan
melindunginya dari apapun yang akan menyakitinya sampai aku berani menaruh
sedikit hidupku didirinya, tak lain agar dia selalu terjaga dalam setiap senyum
indahnya. Aku sadar apa yang aku lakukan itu sangat konyol, hal yang seharusnya
aku simpan agar aku mampu bertahan malah aku berikan kepadanya, hal yang mampu
membuatku tegar aku sisipkan disela jiwanya. Akan tetapi aku lebih takut
kehilangan senyum itu dibandingkan nyawa tubuhku, aku lebih takut dia merasakan
sakit dibandingkan setiap sakit yang aku lalui. Fikirku “toh aku juga gak akan
mungkin normal seperti orang lain, jikapun aku tiada gak akan ada yang
mengingatku selain keluargaku, jadi tak apalah aku merasakan semua ini.” Yang
terpenting bagiku aku selalu bisa melihat senyum itu walau bukan milikku.
Hari dan hari berlalu dalam hidupku yang baru, namun
hampa selalu ada menaungi jiwa yang tak lagi utuh, kekasih hanya damba, bukan
sebuah perhatian dan rasa sayang, namun hanya kebetean dan keacuhan yang dia
beri, hingga aku berfikir aku tak pantas dia miliki, karena aku tak mampu
mebuat hari-harinya penuh senyum. Dan akupun lebih memikirkan dia dibanding
kekasihku itu. Sampai pada suatu saat aku menerima sebuah ungkapan rasa kecewa
darinya, mengungkapkan rasa cinta yang aku tumbuhkan dihatinya, aku bingung
akan hal itu Karena tak sedikitpun aku berharap itu terjadi padanya, aku hanya
ingin menjaganya dan melukis senyum diwajahnya, namun ternyata dia terlalu
kecewa hingga diapun sedikit membalikkan muka untukku, akupun kembali pada hari
tanpa dirinya, disaat luka itu tumbuh dia berkata: “tenang ini tak seperti rasa
yang teramat besar, ini hanya rasa biasa yang akan hilang beriringan waktuku.”
Tentu saja kata itu tak semata aku percaya, hingga aku mendengar bahwa dia
menemukan seseorang yang dapat menjadi sandaran dan kebahagiaan yang selama ini
dia cari. Aku merasa bahagia walau dalam relung hati aku merasakan luka yang
menyayat dan mengiris, akan tetapi aku sadar, kebahagiaannya itu yang
terpenting bagiku, dan kebahagiaan kekasihku juga harus aku wujudkan agar
hubunganku tak menjadi rancu akibat keegoisanku.
Tulisan ini hanya sebuah ungkapan kerisauan hati yang
tak mampu keluar dari bibir, kata yang tersususn karena hampa dan rasa tak
pantas menaungi jiwa. Semoga engkau yang disana selalu tersenyum dan
mengingatku, semoga aku mampu memberikan kebahagiaan kepada kekasihku, dan
semoga dia benar menemukan apa yang dia damba hingga aku percaya bahwa dia
selalu tejaga dan akupun benar-benar rela melepasnya. Sebuah kasih, sebuah
sayang dan cinta tak akan melukai jika kita mampu menguasai ego dan emosi.
Walau rasa lukapun memenuhi setiap ruang dalam hati. Aku tetap disini.
Selasa, 24 September 2013
Dari mu...
dia
14 Juli 2012 pukul
17:41
cinta bisa memilih
tapi tak dapat dipaksa
hanya kau yang bisa jaga hati ini
hanya kau yang mampu menjaga air mata ini tak menetes
kau buat hariku bahagia meski penuh luka
kau ajari ku segalanya
kau ajari aku cinta apa adanya
kau ajari aku hidup sederhana
kau berikan kasih sayang yang tak pernah ku dapat dan ku rasakan
kau sadarkan aku akan arti kehidupan
kau lah masa lalu terindahku
tak kan pernah bisa jadi masa depan bahagia ku.
hanya kau yang bisa jaga hati ini
hanya kau yang mampu menjaga air mata ini tak menetes
kau buat hariku bahagia meski penuh luka
kau ajari ku segalanya
kau ajari aku cinta apa adanya
kau ajari aku hidup sederhana
kau berikan kasih sayang yang tak pernah ku dapat dan ku rasakan
kau sadarkan aku akan arti kehidupan
kau lah masa lalu terindahku
tak kan pernah bisa jadi masa depan bahagia ku.
Senin, 29 Juli 2013
Kenanganmu..
Berbaris kata diantara sebuah Tanya, tersusun indah dan tak pernah terucap dalam mesra, terdiam dan terbiarkan dekat dan melekat. Kenangan, tak terhenti jiwa ini terus menjaga indahnya bayangmu, diantara tetesan air yang tercurah dari mata, terhempas indah dan tak akan pernah terulang. Akankah mungkin semua ego itu kembali, mengacuhkan diri bagai angin yang tak bermata. Berlalu pergi tanpa ucap dan sua, biarlah. Biarlah semua berakhir dalam tanda Tanya, tak terjawab dan tak mungkin terulang, menjadi dasar relung dan harapan. Senyum dalam tangis itu akan tetap ada dalam benak, cinta dalam duka itu selalu teringat dalam otak, hingga raga ini benar-benar hilang dalam waktu, dan nafas tak lagi ada untukku.
Minggu, 17 Februari 2013
Titik akhir
Waktu sisakan sesak dalam aliran darahku, mencekik raga yang mulai renta termakan usia, surya terlihat hanyalah seberkas sinar yang tak berarti lagi, dan nafas tinggalah udara yang mulai meracuni setiap sendi tulangku.. namun senyum masih terpancar indah bersama setiap kenangan yang mengalun indah, tawa dan setiap canda masih tersirat disetiap detik langkahku, aku ingin bebas berlari dan terbang seperti dahulu, aku ingin melankah dalam setiap alunan jiwa yang menanti cinta bagaikan merpati diujung senja.. namun.. tak mungkin kan aku raih bintang indah disetiap malam, tak mungkin aku genggam bulan jingga diujung mataku, hanya tinggalah harapan ini yang terjaga rapi dalam setiap sekat hati.. walaupun tangan ingin menggapai asa dalam hampa dan mata menatap setiap impian yang ada.. tak akan mungkin kuraih semua.. tak akan bisa aku miliki dalam jiwa, karena kini telah tiba waktunya.. tergantikan oleh awal dari arti dunia..
Selasa, 15 Januari 2013
Awan Hujan..
Disaat
rintik air langit jatuh basahi bumi, angin dingin berhembus selimuti jiwa, cahaya
surya mulai tergantikan gelap malam, alunan syair indah kembali menyayat hati,
gemerlap bintang tiada terlihat lagi, senyum dalam luka terasa begitu indah
didada, tangis sebuah awal dari tawa yang mungkin nanti akan tercipta, akankah
berakhir dengan sebuah keikhlasan, ataukah hanya akan menjadi beban dalam perjalanan..
ingin kata terhapus oleh langkah kecil yang berbeda, berharap hidup tak lagi
sama dengan apa yang terjadi sebelumnya, namun apakah itu mungkin, sedangkan
hati tak ingin semua hilang, tak ingin semua pergi, tak relakan setiap detik
tanpa itu semua.. kebimbangan, kebingungan, kejenuhan, itu yang terasa saat ini..
by: icuummmm..
by: icuummmm..
Langganan:
Postingan (Atom)